PT Pupuk Iskandar Muda
Berdiri atas dasar Akte
Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24 Februari 1982 dengan
nama PT Pupuk Iskandar Muda (Persero) dan beroperasi di Lhokseumawe Nangroe
Aceh Darussalam dengan bidang Usaha Produksi dan Pemasaran Pupuk serta Bahan
Kimia Lain. PT Pupuk Iskandar Muda. Merupakan pabrik pupuk urea ke 11 di
Indonesia dan merupakan pabrik pupuk urea ke 2 setelah PT AAF di Propinsi Aceh.
Kapasitas terpasang PIM-1 dan PIM-2 per tahun adalah 1.140.000 ton urea dan
766.000 amonia. Perusahaan ini mempunyai satu anak perusahaan yakni PT Ima
Persada. Kepemilikan Saham PT Pupuk Iskandar Muda adalah PT Pupuk Indonesia
Persero sebesar 99,99% dan Yayasan Kesejahteraan PT Pupuk Iskandar Muda sebesar
0,01%.
Gambaran Singkat Perusahaan
PT Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM
adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang
industri pupuk urea dan industri kimia lainnya, merupakan pabrik pupuk urea
pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra – putri Indonesia dengan
kontraktor nasional PT Rekayasa Industri, sebagai proyek berskala besar pertama
yang dipercayakan Pemerintah kepada kontraktor nasional. Didirikan Berdasarkan
Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24 Februari 1982, dengan
nama PT Pupuk Iskandar Muda. Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di
Lhokseumawe – Aceh Utara berdasarkan faktor kesediaan cadangan gas bumi sebagai
sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai
tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak yang sangat strategis bagi
negara tujuan ekspor.
Pembangunan Pabrik PIM-1 selesai tahun 1984 dengan
total investasi sebesar US$ 308,4 juta, sedangkan Pabrik PIM-2 selesai dibangun
pada tahun 2005 dengan total investasi sebesar US$ 310,2 juta.
Pabrik PT PIM terdiri dari :
- Unit
Pabrik Urea Prill (Pabrik Urea 1) dengan kapasitas produksi sebesar
570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Jepang.
- Unit
Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi sebesar 386.000
ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
- Unit
Pabrik Urea Granule ( Pabrik Urea 2 ) dengan kapasitas produksi sebesar
570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang.
- Unit
Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000
ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, berkaitan dengan perubahan modal sesuai dengan Akte Notaris
B.R.AY. Mahyastoeti. Notonegoro, S.H. No. 01 tanggal 02 Januari 2012, Akte
Notaris Lumassia, SH No. 10 tanggal 19 Januari 2012 dan Akte Notaris Lumassia,
SH No. 02 tanggal 07 Februari 2012 yang dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 54 tanggal 22 Desember 2011, tentang penyertaan modal Negara Republik
Indonesia ke dalam modal saham PT Pupuk Iskandar Muda yang selanjutnya
dialihkan seluruhnya ke dalam modal saham perusahaan perseroan (Persero) PT
Pupuk Sriwidjaja, sehingga susunan modal saham 99,99955% PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero) dan 0,00045% Yayasan Kesejahteraan Karyawan (YKK) PT PIM.
AWAL KEBERADAAN INDUSTRI PUPUK
A. Sejarah PIM
PT Pupuk Iskandar Muda adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang industri
pupuk serta industri kimia lainnya. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24
Februari tahun 1982 dan mulai beroperasi secara komersil pada tahun 1985.
Pembangunan proyek pabrik PIM ini awalnya
dirintis PT. Pusri Palembang sejak tahun 1981. Penandatanganan kontrak
pembangunan pabrik dilakukan 02 Oktober 1981 antara Pemerintah RI yang
dilaksanakan oleh Departemen Perindustrian c/q Dirjen Industri Kimia Dasar
dengan kontraktor utama PT. Rekayasa Industri dari Indonesia dan Toyo
Engineering Corporation dari Jepang.
Pembangunan pabrik dimulai 13 Maret 1982, dan dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dari rencana. Pada akhir tahun 1984 pabrik mulai berproduksi, pengapalan perdana dilakukan 7 Pebruari 1985, pada tanggal 20 Maret 1984 pabrik diresmikan oleh Presiden RI dan operasi komersial dimulai 1 April 1985.
Pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda ini merupakan pabrik pupuk Urea ke-11 di Indonesia dan pabrik ke-2 di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain sedang membangun proyek PIM-2, pada saat ini PT. Pupuk Iskandar Muda baru memiliki 1 unit pabrik yang terdiri dari :
Pembangunan pabrik dimulai 13 Maret 1982, dan dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dari rencana. Pada akhir tahun 1984 pabrik mulai berproduksi, pengapalan perdana dilakukan 7 Pebruari 1985, pada tanggal 20 Maret 1984 pabrik diresmikan oleh Presiden RI dan operasi komersial dimulai 1 April 1985.
Pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda ini merupakan pabrik pupuk Urea ke-11 di Indonesia dan pabrik ke-2 di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain sedang membangun proyek PIM-2, pada saat ini PT. Pupuk Iskandar Muda baru memiliki 1 unit pabrik yang terdiri dari :
- l Unit Urea, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu,
Jepang, dengan kapasitas desain sebesar 1.725 ton urea / hari.
- l Unit Amoniak, menggunakan teknologi Kellogg,
Amerika, dengan kapasitas desain 1.000 ton amoniak/hari yang telah
dioptimalkan menjadi 1.170 ton amoniak / hari.
Produk yang dihasilkan berupa amoniak dan
pupuk urea yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Sistem
Manajemen Mutu yang diakui Internasional, berupa sertifikat ISO 9002. Selain
itu dihasilkan pula produk samping associated gas seperti karbon dioksida, dry ice,
nitrogen dan oksigen.
PT Pupuk Iskandar Muda senantiasa memelihara dan peduli terhadap lingkungan dalam kegiatan usahanya. Atas upaya tersebut, PT Pupuk Iskandar Muda telah berhasil mendapatkan pengakuan internasional berupa Sertifikat ISO 14001.
Distribusi pupuk untuk sektor pertanian di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Riau dilaksanakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan sebagian oleh PT. Pusri; sedangkan distribusi dalam negeri lainnya dilaksanakan oleh PT Pusri. PT Pupuk Iskandar Muda melakukan pula penjualan urea ekspor dengan negara tujuan ekspor antara lain Vietnam, Thailand, Malaysia, Myanmar, Taiwan dan Philipina.
PT Pupuk Iskandar Muda senantiasa memelihara dan peduli terhadap lingkungan dalam kegiatan usahanya. Atas upaya tersebut, PT Pupuk Iskandar Muda telah berhasil mendapatkan pengakuan internasional berupa Sertifikat ISO 14001.
Distribusi pupuk untuk sektor pertanian di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Riau dilaksanakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan sebagian oleh PT. Pusri; sedangkan distribusi dalam negeri lainnya dilaksanakan oleh PT Pusri. PT Pupuk Iskandar Muda melakukan pula penjualan urea ekspor dengan negara tujuan ekspor antara lain Vietnam, Thailand, Malaysia, Myanmar, Taiwan dan Philipina.
PT Pupuk Iskandar Muda
atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero)
yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan
ammonia.
PT PIM
hadir di antara gemuruh semangat swadaya dan swakarya bangsa di bidang ilmu
pengetahuan dan rekayasa teknologi, dan dengan itu pula PT PIM merupakan pabrik
pupuk skala besar pertama yang dibangun oleh putra-putri bangsa melalui
kontraktor nasional PT Rekayasa Industri pada tahun 1982.
PT PIM
berdiri dengan strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan
Indonesia bahagian barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian,
setelah sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Maka
kehadiran PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan
yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT PIM juga
sangat strategis untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga
karena secara topografis sangat dekat.
Dengan
memanfaatkan tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun,
Kabupaten Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh
melalui Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan
pabrik-pabrik pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun
dan ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.
Saat ini
PT PIM memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran) dan
granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis urea itu
diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan dapat
mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.
PT PIM
berjarak 274 KM arah tenggara Banda Aceh atau 335 KM arah barat laut Medan,
dapat dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Terletak di kawasan industri
Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran terpadat di
dunia. Artinya posisi PT PIM merupakan kawasan prospektif yang sangat
menguntungkan untuk pengembangan bisnis. Apalagi tepat berada di jantung
provinsi Aceh yang memiliki kawasan dan potensi besar di sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan, maka sempurnalah keuntungan posisi PT PIM sebagai
perusahaan yang terus maju dan berkembang di masa depan.
B. Pengembangan Bisnis
Program kegiatan bidang penelitian dan
pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan (Development)
a. Pengembangan Adsorben Sulfur
Removal (PIMIT)
Komponen utama dalam gas bumi yang diperlukan dalam pembuatan pupuk adalah senyawa methane, namun dalam kenyataannya ada senyawa-senyawa ikutan yang tidak diinginkan karena dapat mengganggu/toxic pada saat proses produksi. Salah satu senyawa yang dapat mengganggu proses produksi adalah adanya senyawa Hidrogen Sulfida (H2S) karena dapat meracuni katalis dan juga mempercepat korosif.
Dalam proses pembuatan pupuk, kandungan H2S yang ditolerir maksimal 5 ppm, kandungan H2S untuk Sumatera Bagian Utara & Aceh cukup tinggi (onshore dan offshore) sedangkan adsorben yang ada di pasaran saat ini kurang memadai namun kalaupun ada harganya cukup tinggi.
PT PIM bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Kimia telah melakukan penelitian untuk membuat adsorben sulfur removal ini dalam beberapa tahap :
Komponen utama dalam gas bumi yang diperlukan dalam pembuatan pupuk adalah senyawa methane, namun dalam kenyataannya ada senyawa-senyawa ikutan yang tidak diinginkan karena dapat mengganggu/toxic pada saat proses produksi. Salah satu senyawa yang dapat mengganggu proses produksi adalah adanya senyawa Hidrogen Sulfida (H2S) karena dapat meracuni katalis dan juga mempercepat korosif.
Dalam proses pembuatan pupuk, kandungan H2S yang ditolerir maksimal 5 ppm, kandungan H2S untuk Sumatera Bagian Utara & Aceh cukup tinggi (onshore dan offshore) sedangkan adsorben yang ada di pasaran saat ini kurang memadai namun kalaupun ada harganya cukup tinggi.
PT PIM bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Kimia telah melakukan penelitian untuk membuat adsorben sulfur removal ini dalam beberapa tahap :
- Tahap-1 :
Pengujian skala laboratorium di ITB, tahun 1997
- Tahap-2 :
Pengujian Laboratorium di ITB, tahun 1999
- Tahap-3 :
Pembuatan adsorben desulfurisasi skala pabrik kapasitas 2 ton/hari, tahun
2007
Dari hasil penelitian
telah ditemukan formula dan teknologi proses pembuatan adsorben sulfur removal
yang kualitas daya serapnya lebih baik dibandingkan dengan adsorben luar yang
saat ini ada dipasaran.
b. Pupuk NPK (Nitrogen,
Phosfor, Kalium)
Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan produksi pangan nasional guna mencapai swasembada pangan. Konsekuensi yang muncul dari upaya tersebut adalah peningkatan kebutuhan sarana produksi pertanian nasional, salah satunya adalah pupuk. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan dan konsumsi pupuk nasional yang semakin meningkat adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk terutama dengan meningkatkan penggunaan pupuk majemuk sebagai pengganti pupuk tunggal.
Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan produksi pangan nasional guna mencapai swasembada pangan. Konsekuensi yang muncul dari upaya tersebut adalah peningkatan kebutuhan sarana produksi pertanian nasional, salah satunya adalah pupuk. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan dan konsumsi pupuk nasional yang semakin meningkat adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk terutama dengan meningkatkan penggunaan pupuk majemuk sebagai pengganti pupuk tunggal.
Meningkatnya kesadaran
dan tuntutan akan efisiensi dalam penggunaan pupuk menyebabkan permintaan pupuk
majemuk khususnya NPK semakin meningkat, termasuk dari wilayah Sumatera bagian
Utara. Peluang pengembangan inilah yang dimanfaatkan oleh PT PIM dengan
memproduksi pupuk NPK.
2. Penelitian (Research)
a. Pupuk Kimia Organik (KIMO)
Limbah cair pabrik berpotensi mencemari lingkungan khususnya perairan laut dimana effluent limbah tersebut terdapat, hal ini disebabkan karena limbah cair tersebut masih mengandung unsur-unsur Amonia (NH3) dan urea (NH2CONH2) yang merupakan racun bagi biota air namun merupakan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.
Pupuk organik dapat menyuburkan tanaman, namun unsur hara Nitrogen yang dikandungnya relative rendah, sehingga dengan mengkombinasikan pupuk organik dengan limbah cair pabrik dapat menghasilkan pupuk organik dengan kandungan Nitrogen yang memadai.
Tujuan penelitian :
Limbah cair pabrik berpotensi mencemari lingkungan khususnya perairan laut dimana effluent limbah tersebut terdapat, hal ini disebabkan karena limbah cair tersebut masih mengandung unsur-unsur Amonia (NH3) dan urea (NH2CONH2) yang merupakan racun bagi biota air namun merupakan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.
Pupuk organik dapat menyuburkan tanaman, namun unsur hara Nitrogen yang dikandungnya relative rendah, sehingga dengan mengkombinasikan pupuk organik dengan limbah cair pabrik dapat menghasilkan pupuk organik dengan kandungan Nitrogen yang memadai.
Tujuan penelitian :
·
Mengurangi atau menghilangkan biaya
pengolahan limbah cair pabrik dengan cara memanfaatkannya untuk pembuatan pupuk
Kimia Organik (Kimo)
·
Membuat pupuk organik dengan kandungan
Nitrogen > 5 % (Pupuk Organik pada umumnya mengandung Nitrogen < 2 %)
·
Membuka peluang usaha yang dapat memberi
keuntungan bagi perusahaan.
b. Demonstrasi Plot (Demplot)
1. Demplot Pupuk
Urea Granul
Pupuk Urea jenis granul merupakan produk baru PT PIM yang akan diproduksi secara masal. Sebelum dilepas ke pasaran maka dilakukan terlebih dahulu ujicoba melalui demplot pada tanaman pangan dan hortikultura sekaligus untuk mensosialisasikan produk urea granul.
Pupuk Urea jenis granul merupakan produk baru PT PIM yang akan diproduksi secara masal. Sebelum dilepas ke pasaran maka dilakukan terlebih dahulu ujicoba melalui demplot pada tanaman pangan dan hortikultura sekaligus untuk mensosialisasikan produk urea granul.
Ukuran urea granul lebih
besar dibandingkan urea prill yaitu berkisar antara 2 – 4 mm, sehingga
kelarutan urea granul lebih lama dan lebih optimal diserap oleh tanaman,
sedangkan komposisi atau kandungannya sama seperti urea prill. Perbadaanya
hanya terletak pada bentuk dan pemakaiannya saja.
Pupuk urea granul ini
rencananya akan dipasarkan terutama untuk Propinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Tujuan dari ujicoba ini
adalah :
1.
Sebagai percontohan bagi masyarakat/petani
dalam hal penggunaan pupuk urea granul pada tanaman padi, jagung dan
hortikultura lainnya untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani.
2.
Mengkaji respon pemupukan tanaman padi,
jagung dan hortikultura terhadap penggunaan pupuk Urea Granul dari segi
peningkatan hasil panen
3.
Parameter yang diamati dalam pelaksanaan
Demplot tersebut adalah perolehan hasil panen dan analisa ekonomi terhadap
nilai tambah yang kemungkinan dapat diperoleh pada aplikasi penggunaan pupuk
Urea Granul dibandingkan dengan penggunaan pupuk Urea Prill dalam satu siklus
produksi.
Panen Demplot Tanaman Padi dengan menggunakan Pupuk Urea Granule |
Percobaan Uji pupuk Urea Granul terhadap demplot tanaman padi |
Percobaan Uji pupuk Urea Granul terhadap demplot tanaman jagung |
2. Demplot Pupuk PIM Organik
Pada tahun 2011 PIM akan memproduksi pupuk organik (PIM Organik) yang akan dipasarkan di daerah Propinsi Aceh dan Sumatera Utara . Sebelum pupuk organik dilepas ke pasaran, untuk melihat respon pupuk tersebut terhadap tanaman maka dilakukan Demonstrasi Plot (Demplot) sekaligus untuk memperkenalkan produksi PIM Organik dan sosialisasi penggunaan pupuk organik kepada masyarakat petani.
Tujuan Penelitian :
1.
Sebagai percontohan bagi masyarakat dan
petani dalam hal penggunaan pupuk organik untuk tanaman padi
2.
Memperkenalkan kepada masyarakat dan
petani cara penanaman padi dengan pola tanam System Rice of Intensification
(SRI)
3.
Mengkaji respon pemupukan terhadap tanaman
padi dengan menggunakan pupuk PIM Organik.
Pupuk PIM Organik |
Demplot Pupuk PIM Organik |
c. Pupuk Hayati
Penelitian ini dilakukan
bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan
tujuan untuk mendukung kemandirian industri kimia dan petrokimia khususnya
industri pupuk berbasis sumber daya lokal.
Bahan baku
(matrik/carrier) disediakan oleh PIM dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang
tersedia, sedangkan mikroba hayati dikembangkan oleh BPPT, kemudian diujicoba
respon pupuk hayati tersebut pada tanaman Hortikultura.
MANFAAT INDUSTRI PUPUK
Manfaat dan fungsi
pupuk urea :
1. Pupuk urea membuat daun tanaman lebih
hijau, rimbun, dan segar.
2. Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan
tanaman. Kondisi tanaman akan makin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak.
3. Pupuk urea juga mampu menambah kandungan
protein di dalam tanaman.
4. Pupuk urea bersifat universal dapat
digunakan untuk semua jenis tanaman.
PT. Pupuk Iskandar Muda melakukan
pembinaan lingkungan berdasarkan peraturan perundang-undangan perseroan
terbatas Nomor: 40 tahun 2007 pasal 74 tentang tanggungjawab sosial perusahaan
terhadap lingkungan.
Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat lingkungan melalui kemampuan teknik produksi/pengolahan,
manajemen dan pemasaran, sehingga Usaha Kecil yang di bina dapat tumbuh,
berkembang, mandiri dan berkelanjutan.
Wilayah Pembinaan
Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil dan
koperasi dimulai sejak tahun 1986 sampai saat ini dengan wilayah binaan pada
awalnya mencakup seluruh Dati II Propinsi Aceh, namun sejak tahun 1996
pembagian wilayah/rayonisasi pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi untuk
BUMN ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Propinsi Aceh setiap tahunnya, hingga
tahun 2003 wilayah Pembinaan UK & Kop PT. PIM di Prop. Aceh
adalah :
- Kabupaten Aceh Utara
- Kabupaten Bireun
- Aceh Tengah
- Pidie
- Kodya Banda Aceh
- Aceh Besar
- Aceh Selatan
TANTANGAN
KEDEPAN INDUSTRI PUPUK
Menperingatkan
Ketersediaan Pasokan Gas
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Perindustrian menyatakan,
ketersediaan pasokan gas menjadi salah satu faktor penting untuk menggerakkan
motor industri manufaktur. Hal ini diperlukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan berkompetisi di pasar internasional.
"Ketersediaan pasokan gas menjadi faktor kunci dalam menggerakkan kegiatan operasi industri manufaktur," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, beberapa industri tersebut antara lain merupakan industri andalan, seperti keramik, kaca, logam, tekstil, serta makanan dan minuman. Industri-industri tersebut, tambahnya, sangat prospektif, baik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk berkompetisi di pasar internasional.
Kebutuhan gas bumi untuk industri, menurut Hidayat, saat ini mencapai 2.129,57 juta kali kubik (MMSCFD), yang mencakup kebutuhan untuk bahan baku sebesar 1.022,00 MMSCFD dan untuk energi sebesar 1.107,57 MMSCFD. Hidayat meyakini kebutuhan gas tersebut makin meningkat seiring rencana pengembangan industri ke depan.
Untuk itu, dia mengatakan, guna pengembangan industri yang berkesinambungan dan berdaya saing, perlu didukung adanya jaminan pasokan bahan baku dan energi, dalam hal ini gas, untuk jangka panjang.
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku industri dalam negeri tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri yang mendukung peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Hidayat menjelaskan, dengan terus membaiknya kinerja sektor industri non-migas dalam tiga tahun terakhir dan peningkatan laju investasi, maka pertumbuhan industri non-migas diperkirakan bisa mencapai sedikitnya 6,8 persen pada tahun ini.
Menurutnya, industri pupuk, kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian bukan logam, industri makanan dan minuman, serta industri otomotif diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan sektor industri.
Meskipun diprediksi dapat tumbuh cukup tinggi pada tahun mendatang, lanjut dia, namun sektor industri masih menghadapi tantangan yang cukup besar.
Kondisi infrastruktur yang belum memadai dan mahalnya biaya investasi, menurutnya, akan menjadi kendala tersendiri. Dan, tambahnya, sektor itu juga masih berhadapan dengan berbagai permasalahan terkait dengan peningkatan daya saing industri.
Padahal, peningkatan daya saing menjadi kata kunci bagi sektor industri nasional dalam menghadapi tantangan ke depan, di antaranya dalam waktu dekat akan diberlakukannya ASEAN Community pada 2015.
"Ketersediaan pasokan gas menjadi faktor kunci dalam menggerakkan kegiatan operasi industri manufaktur," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, beberapa industri tersebut antara lain merupakan industri andalan, seperti keramik, kaca, logam, tekstil, serta makanan dan minuman. Industri-industri tersebut, tambahnya, sangat prospektif, baik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk berkompetisi di pasar internasional.
Kebutuhan gas bumi untuk industri, menurut Hidayat, saat ini mencapai 2.129,57 juta kali kubik (MMSCFD), yang mencakup kebutuhan untuk bahan baku sebesar 1.022,00 MMSCFD dan untuk energi sebesar 1.107,57 MMSCFD. Hidayat meyakini kebutuhan gas tersebut makin meningkat seiring rencana pengembangan industri ke depan.
Untuk itu, dia mengatakan, guna pengembangan industri yang berkesinambungan dan berdaya saing, perlu didukung adanya jaminan pasokan bahan baku dan energi, dalam hal ini gas, untuk jangka panjang.
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku industri dalam negeri tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri yang mendukung peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Hidayat menjelaskan, dengan terus membaiknya kinerja sektor industri non-migas dalam tiga tahun terakhir dan peningkatan laju investasi, maka pertumbuhan industri non-migas diperkirakan bisa mencapai sedikitnya 6,8 persen pada tahun ini.
Menurutnya, industri pupuk, kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian bukan logam, industri makanan dan minuman, serta industri otomotif diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan sektor industri.
Meskipun diprediksi dapat tumbuh cukup tinggi pada tahun mendatang, lanjut dia, namun sektor industri masih menghadapi tantangan yang cukup besar.
Kondisi infrastruktur yang belum memadai dan mahalnya biaya investasi, menurutnya, akan menjadi kendala tersendiri. Dan, tambahnya, sektor itu juga masih berhadapan dengan berbagai permasalahan terkait dengan peningkatan daya saing industri.
Padahal, peningkatan daya saing menjadi kata kunci bagi sektor industri nasional dalam menghadapi tantangan ke depan, di antaranya dalam waktu dekat akan diberlakukannya ASEAN Community pada 2015.
Semen Tonasa
Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Semen Tonasa, Andi Unggul Attas menargetkan produksi Semen Tonasa sekitar 6,5 juta ton pada 2013. Produksi itu diharapkan dapat meningkatkan pemasaran yang saat ini telah mengusai 20 persen pasar semen di Sulawesi. "Peningkatan produksi tersebut memungkinkan terealisasi karena penambahan kapasitas pabrik semen Tonasa V," ujar Andi saat ditemui Suara Karya di Makassar, baru-baru ini.
Selain itu, dia mengatakan, pihaknya mengucurkan dana kemitraan sebesar Rp 2,2 miliar kepada 306 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan, Rabu (23/1). Menurut dia, pengucuran dana kemitraan tahap pertama pada 2013 dibagi menjadi dua wilayah, yaitu bagi pelaku UKM di sekitar pabrik Semen Tonasa dan pelaku usaha yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Pangkep. "Jumlah dana yang disalurkan pada ring pertama berkisar Rp 448 juta untuk 67 usaha kecil menengah dan Rp 1,7 miliar bagi 67 pelaku usaha kecil menengah diberbagai wilayah kabupaten Pangkep," ujar Andi Unggul.
Dia menambahkan, dana kemitraan bagi masyarakat Pangkep yang ingin mengembangkan usahanya itu merupakan pinjaman lunak dengan bunga 0,5 persen per bulan. (Joko Sriyono/Darwis Kusi)
Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Semen Tonasa, Andi Unggul Attas menargetkan produksi Semen Tonasa sekitar 6,5 juta ton pada 2013. Produksi itu diharapkan dapat meningkatkan pemasaran yang saat ini telah mengusai 20 persen pasar semen di Sulawesi. "Peningkatan produksi tersebut memungkinkan terealisasi karena penambahan kapasitas pabrik semen Tonasa V," ujar Andi saat ditemui Suara Karya di Makassar, baru-baru ini.
Selain itu, dia mengatakan, pihaknya mengucurkan dana kemitraan sebesar Rp 2,2 miliar kepada 306 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan, Rabu (23/1). Menurut dia, pengucuran dana kemitraan tahap pertama pada 2013 dibagi menjadi dua wilayah, yaitu bagi pelaku UKM di sekitar pabrik Semen Tonasa dan pelaku usaha yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Pangkep. "Jumlah dana yang disalurkan pada ring pertama berkisar Rp 448 juta untuk 67 usaha kecil menengah dan Rp 1,7 miliar bagi 67 pelaku usaha kecil menengah diberbagai wilayah kabupaten Pangkep," ujar Andi Unggul.
Dia menambahkan, dana kemitraan bagi masyarakat Pangkep yang ingin mengembangkan usahanya itu merupakan pinjaman lunak dengan bunga 0,5 persen per bulan. (Joko Sriyono/Darwis Kusi)
DAFTAR
PUSTAKA
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.pengurangan biaya yang dijalankan
BalasHapusHarga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem